Unknown Unknown Author
Title: Mewujudkan Kawasan Bebas Sampah Melalui Berwirausaha Sampah
Author: Unknown
Rating 5 of 5 Des:
Sampah masih menimbulkan masalah karena masih dianggap sebagai benda jelek, kotor, jorok, bau, sumber masalah dan tidak bernilai sehingga di...
Sampah masih menimbulkan masalah karena masih dianggap sebagai benda jelek, kotor, jorok, bau, sumber masalah dan tidak bernilai sehingga dibuang. Jika sampah diperlakukan sebagai sumber rezeki, sampah produksi satu wilayah bisa dengan mudah dan murah dituntaskan di wilayah penghasilnya. Biaya penuntasan sampah satu RW hanya membutuhkan Rp 40.000.000 ditambah bangunan 70 m2 dan satu gerobag. Sedikitnya lahir tiga unit usaha pengolahan sampah dan tercipta banyak lapangan kerja baru.

Satu Rukun Warga (RW) berpenduduk 1.600 jiwa menghasilkan sedikitnya 800 kg sampah/hari. Terdiri dari 70% (560 kg) sampah organik dan sisanya (240 kg) sampah anorganik. Hampir semuanya dibuang ke TPS, kecuali yang diukumpulkan warga dan yang dipungut pemulung. Bergabung dengan sampah dari RW lain, sampah yang terangkut menggunung di TPA mencemari lingkungan sampai ratusan tahun ke depan. Sampai yang tak terangkut merusak keindahan dan kebersihan serta menjadi sarang penyakit. Tertimbun menghambat keuburan tanah, menyumbat saluran drainase dan sungai menyebabkan banjit.

Dampak negatif sampah telah melanda perkotaan, perkampungan, pesawahan, pegunungan, sungai, pantai sampai laut. Sanpah platik menimbulkan dampak berkepanjangan sebab butuh waktu 100 - 4oo tahun untuk bisa terurai kembali.

Semua masalah sampah ini berawal dari penanganan yang salah, menggunakan pola penanganan kumpul- angkut-buang yang menjadikan TPA sebagai Tempat Pemrosesan Akhir. Pola ini harus diubah dengan pola penuntasan sampah di wilayah penghasilnya. Dengan menjadikan RW atau kawasan (rumah sakit, hotel, komp pertokoan) sebagai target oenuntasan sampah. Pola ini lebih mudah dan murah dilakukan dari pada pola TPA.

Janis Sampah dan Solusinya

Berdasarkan solusi yang bisa diterapkan, sambah dibagi dalam beberapa kelompok :
1. Sampah Organik Terolah (sampah dapur) --> Dijadikan kompos dan pupuk cair
2. Sampah Prganik Residu (bongkol jagung, ranting, pembalut popok dsb--> Dibakar
    menggunakan insinerator ramah lingkungan
3. Sampah Anorganik Bernilai (beling, duplkes, kaleng, kardus, kertas, logam) --> Dijual
4. Sampah Anorganik Tak Bernilai (busa, karet, potongan kain) --> Dibakar
5. Sampah Plastik Bernilai (kresek bagus, emberan, gelas, botol, mainan dsb) --> Dijual
6. Sampah Plastik Tak Bernilai (kresek jelek, bungkus mi, kemasan, styrofoam, tetrapack -->
    Dibuat menjadi produk kreatif (jam dinding, nomor rumah, bata plastik, nisan dsb)
    menggunakan Tungku pengolah sampah plastik tak bernilai
7. Sampah kresek + kemasan + PE daun --> Diolah dengan cara disetrika dan dijahit dibuat
    tas, sandal, dompet, tikar dsb yang dapat memenuhi selera pasar dan menguntungkan

Hasil :
1. Semua sampah tertangani tuntas di wilayah penghasilnya, tak ada yang dibuang ke TPS.
    Terbentuk lingkungan hidup yang bersih, indah dan sehat terbebas dari sampah
2. Terbentuk unit usaha :
    a. Penjualan kompos dan pupuk cair, bisa dikembangkan menjadi vertikultur dan
        vermikompos
    b. Lapak Sampah
    c. Produk Kreatif
    d. Kerajinan Daur Ulang Sampah Plastik
3. Rezeki dari sampah bisa dirasakan semua warga
4. Mitra bagi perusahaan penghasil sampah kemasan yang diwajibkan mengelola sampah
    kemasannya sendiri, dengan menjadikan RW sebagai tempat pengolahan sampah kemasan
5. Penghematan sumber daya alam, mengganti barang-barang berbahan baku plastik dan
    kertas baru dengan barang-barang hasil daur ulang

Solusi ini sangat mengedepankan faktor ekonomi sehingga lebih menjamin keberhasilan.

Pelatihan :
1. Mengelola Bank Sampah Model Baru
2. Mengelola Lapak Sampah
3. Membuat produk kreatif berbahan sampah plastik tak bernilai
4. Membuat kerajinan daur ulang sampah plastik teknik terbaru (setrika dan jahit)

Peralatan dan sarana dibutuhkan :
1. Insinerator ramah lingkungan
2. Tungku pengolah sampah plastik tak bernilai
3. Cetakan produk kreatif
4. Setrika 450 watt
5. dua tabung LPG 3 kg beserta regulator
6. Kodaktris
7. Sampah plastik PE daun utk bahan baku kerajinan daur ulang
8. Timbangan
8. Gerobag
10. Peralatan lain (sekop, keranjang, kantong sampah dll)
11. Bangunan 70 m2

Biaya : Rp 40.000.000 untuk pelatihan dan penyediaan alat

Sumber dana :
1. Pemda
2. CSR
3. Biaya kewajiban perusahaan mengolah sampahnya sendiri
4. Iuran warga

Asep Kusumah













About Author

Advertisement

Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

Posting Komentar

 
Top