Unknown Unknown Author
Title: Analisis Keberadaan Bank Sampah
Author: Unknown
Rating 5 of 5 Des:
Bank sampah rupanya menjadi solusi penanganan sampah berbasis masyarakat yang paling diandalkan pemerintah saat ini sampai-sampai Menteri ...
Bank sampah rupanya menjadi solusi penanganan sampah berbasis masyarakat yang paling diandalkan pemerintah saat ini sampai-sampai Menteri Lingkungan Hidup mengeluarkan Peraturan Menteri No 17 Khusus tentang Bank Sampah pada Agustus 2012. Bank Sampah bahkan dijadikan salah satu kriteria untuk mendapatkan Penghargaan Adipura. Permen ini kemudian ditindaklanjuti oleh banyaknya Pemerintah Daerah yang bersemangat memfasilitasi masyarakat untuk mendirikan bank sampah.

Aktivitas bank sampah telah berjalan sejak lima tahun lalu, saat Bambang Suerda, dosen UGM mendirikan bank sampah di bantul Yogyakarta. 




Data Bank Sampah

Perincian                                   Februari 2012                     Mei 2012                Des'2012

Jml Bank Sampah                   471                                         886                         1.195
Jml Nasabah (0rg)                   47.125                                   84.623
Volume Sampah (kg/bl)          755.600                                1.788 2.260
Jml Rp                                   1.648.320.000/bl                     3.182.281.000/bl   15 M ?
Rp/BS/bl                                3.500.000                                3.591.800
Sampah/Nsbh                      16 kg/bl                                     23,6 kg/bl
Rp/Kg                                    2.181                                        1.590
Rp/Nsbh                                34.978/bl                                  37.605bl


Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup

Data di atas mengungkapkan :
1. Sejak bank sampah mulai dioperasikan pada 2008 sampai Februari 2012 terbentuk sebanyak 471 bank sampah. Terjadi pertumbuhan sekitar 120 bank sampah setahun. Periode Februari 2012 sampai Mei 2012, pertumbuhan melonjak drastis dari 471 buah menjadi 886 buah atau bertambah 415 buah dalam empat bulan di 55 kota atau ekivalen dengan 138 bank sampah perbulan, atau sebanyak 2,8 bank sampah di setiap kota dalam setiap bulannya. Ini kemungkinan terkait dengan besarnya perhatian pemerintah terhadap pendirian bank sampah termasuk bantuan dana
2. Jumlah nasabah setiap bank sampah berkisar 95 – 100 orang, masih jauh dari target pemerintah sebanyak 500 KK satu bank sampah
3. Jumlah sampah yang bisa dikumpulkan setiap bank sampah pada Mei 2012 sebanyak 1.604 kg/bulan, pada Mei 2012 melonjak drastis menjadi 2.260 kg/bulan atau 53,4 kg – 75,3 kg setiap harinya
4. Jumlah sampah yang disetor setiap nasabah setiap harinya berkisar 0,55 – 0,78 kg. (53,4 kg -75,3 kg /97 nasabah). Menunjukkan bahwa sampah yang disetor berasal dari rumahnya sendiri. Kondisi ini juga menunjukkan nasabah kemungkinan berasal dari golongan ekonomi menengah bawah. Golongan ekonomi menengah atas menghasilkan sampah anorganik sekitar 0,38 kg setiap orang setiap hari (produksi sampah/penduduk/hari x kandungan sampah anorganik dalam total sampah = 0,8 kg x 0,35 = 0,38 kg/hari)
5. Anehnya, meski jumlah sampah terkumpul meningkat, namun tidak berpengaruh pada pendapatan. Pada Februari 2012 diperoleh Rp 3.500.000/bulan sedangkan Mei 2012 hanya Rp 3.591.800/bulan
6. Terjadi peningkatan kemampuan nasabah dalam mengumpulkan sampah, Februari 2012 hanya 16 kg/bl, Mei 2012 melonjak menjadi 23,6 kg/bl. Menunjukkan nasabah bersemangat mengumpulkan sampah
7. Terjadi penurunan drastis harga jual sampah, pada Februari 2012 sampah dijual seharga Rp 2.181/kg, pada Mei menurun drastis menjadi hanya Rp 1.590/kg. Hal ini sangat mengherankan.
8. Perolehan rupiah yang diperoleh setiap nasabah pada Februari 2012 sebesar Rp 34.978/bl kemudian pada Mei 2012 meningkat sedikit menjadi Rp 37.605. Data ini juga menunjukkan bahwa nasabah kebanyakan berasal dari golongan ekonomi menengah bawah, sebab golongan ekonomi menengah atas tidak akan mau bersusah payah memilah sampah rumah tangganya hanya untuk mendapatkan rupiah yang menurut mereka sangat kecil, tidak sampai Rp 2.000/hari.

Kesimpulan :
1. Pertumbuhan bank sampah sangat sedikit, hanya 2,8 buah setiap bulan dalam satu kota.
2. Jumlah nasabah setiap nasabah masih sedikit, berkisar 95 – 100 orang. Jumlah KK dalam satu RW diperkirakan berkisar 300 – 400 KK
3. Jumlah sampah yang mampu dikumpulkan oleh setiap bank sampah masih sedikit, berkisar 53,4 kg – 75,3 kg setiap harinya. Satu RW berpenduduk 1.200 jiwa diperkirakan menghasilkan sampah anorganik sekitar 180 kg/hari (1.200 x 0,5 x 30% = 180 kg)
4. Pendapatan yang bisa diraih setiap bank sampah masih kecil, sekitar Rp 3.500.000/bulan. Potensi pendapatan yang bisa diraih bisa mencapai Rp 5.400.000/bulan (180 kg x 30 x Rp 1.000)
5. Bank sampah baru bisa menjangkau nasabah yang berasal dari kalangan menengah bawah
6. Bank sampah baru bisa memberikan manfaat finansial bagi nasabah, pengelolanya bekerja lebih berlandaskan idealisme, seharusnya bank sampah bisa memberikan pendapatan yang memadai bagi pengelola sehingga bisa bekerja lebih lama, fokus dan konsisten
7. Sampah yang dikelola semua bank sampah hanya meliputi sampah anorganik bernilai(beling, kaleng, kardus, kertas, logam sebagian jenis plastik), jenis sampah tidak bernilai (bungkus mi, kemasan, kresek, styrofoam, tetrapack) tidak tertangani. Sebagian dibuang ke TPA sebagian lagi tercecer di banyak tempat. Sampah jenis inilah yang menjadi masalah utama di banyak kota dan menimbulkan dampak negatif berkepanjangan, sebab butuh waktu 100 – 400 tahun untuk bisa terurai kembali.
8. Produktivitas bank sampah sampai Mei 2012 baru mencapai 2.001.238 kg sampah/bulan atau 0,3% dari total produksi sampah yang mencapai 6 juta ton/bulan.
9. Hanya menguntungkan nasabah
10. Bank sampah tidak menguntungkan, bandingkan dengan pengepul

.
Perbaikan Bank Sampah

1. Menyemarakkan pendirian dengan memberi wawasan bahwa sampah adalah ladang bisnis 

    yang potensial. Tidak lagi berlandaskan idealisme lingkungan seperti yg selama ini berjalan
1. Menyemangati pengelola, dengan meningkatkan pendapatan
2. Meningkatkan jumlah nasabah
    - tanggung jawab individu sebagai produsen sampah
    - pendekatan model baru
3. Bisa meraih nasabah golongan menengah atas
4. Kemudahan nasabah memilah sampah
5. meningkatkan sampah terkumpul
6. Peningkatan harga jual
7. Peningkatan pendapatan. Mengandalkan lapak sampah tak akan cukup, harus ada sumber lain
8. Bisa mengumpulkan semua sampah anorganik
9. Bank Sampah sebagai pengolah sampah kemasan, produsen sampah kemasan membayar kewajiban

10. Bisa mereduksi sampah sampai 100 %, tidak sampai dibuang ke luar wilayah penghasilnya


Asep Kusumah (081286265460)

About Author

Advertisement

Posting Komentar

 
Top